• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Minyak Nilam Bisnis Yang Menjanjikan




Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak nilam mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain.
Tanaman nilam dipercaya berasal dari negara Phillipina dan India. Di abad 19 nilam digunakan sebagai bahan baku wewangian di dunia timur.
Tanaman nilam atau bahasa latinnya Pogostemon cablin Benth, alias Pogostemon menthe sudah dikembangkan juga di Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brasil, dan Indonesia. Dikarenakan banyak ditanam di daerah Aceh, varietas ini banyak dibudidayakan secara komersial. Pogostemon Nilam jenis ini tidak berbunga, daun berbulu halus dengan kadar minyak 2,5-5,0%.
Gbr. Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin) dan Minyak Nilam
Di Indonesia hingga kini terdapat tiga jenis nilam yaitu Pogostemon cablin Benth, Pogostemon heyneanus Benth, don Pogostemon hortensisBenth. Jenis Pogostemon heyneanus Benth dikenal dengan nama nilam Jawa, tanaman berbunga, daun tipis dan kadar minyak rendah, berkisar antara 0,5-1,5%. Pogostemonhortensis Benth mirip nilam Jawa tetapi juga tidak berbunga, dapat ditemukan di daerah Banten dan sering disebut sebagai nilam sabun.


Di pasaran minyak atsiri dunia, mutu minyak nilam Indonesia di kenal paling baik dan menguasai pangsa pasar 80 – 90%. Minyak nilam (patchouli oil) merupakan salah satu minyak atsiri yang banyak diperlukan untuk bahan industri parfum dan kosmetik, yang dihasilkan dari destilasi daun tanaman nilam (Pogostemon patchouli). Bahkan minyak nilam dapat pula di buat menjadi minyak rambut dan saus tembakau. Parfum yang dicampuri minyak yang komponen utamanya patchouli alcohol (C15H26) ini, aroma harumnya akan bertahan lebih lama.
Produksi minyak nilam banyak terdapat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Daerah lain yang sedang mengembangkan komoditi ini di antaranya adalah Bengkulu, Lampung dan beberapa daerah di Jawa seperti Purwokerto, Madiun, Malang, Garut, Ciamis, Tasikmalaya. Lebih dari 80% minyak nilam Indonesia dihasilkan dari Daerah Istemewa Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, yang sebagian besar produksinya di ekspor ke negara-negara industri.
Prospek ekspor komoditi ini pada masa yang akan datang juga masih cukup besar, seiring dengan semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetika, trend mode dan belum berkembangnya barang subsitusi essential oil yang bersifat pengikat (fiksasi) dalam industri parfum/kosmetika. Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini belum ada produk apapun baik alami maupun sintetis yang dapat menggantikan minyak nilam dalam posisinya sebagai fiksasi.
Saat ini harga minyak nilam melambung tinggi dari sekitar 200.000/Kg saat ini dapat mencapai Rp. 1.200.000/Kg, hal ini disebabkan karena kelangkaan bahan baku. Sebelumnya para petani sempat mengganti tanaman atsiri dengan tanaman lain yang harga jualnya lebih tinggi. Selain itu, sejumlah petani di sentra-sentra produksi tanaman atsiri juga mengalami gagal panen karena tanaman mereka terserang hama.dan curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini.
Prospek ekspor yang cukup besar ini seharusnya mampu diiringi oleh pengembangan budidaya dan industri minyak nilam di dalam negeri. Usaha pengembangan ini akan lebih berdaya guna bila usaha kecil yang selama ini dikelola secara tradisional bermitra dengan usaha besar yang pada umumnya lebih mengusai pasar ekspor dan telah memiliki kemampuan teknologi budidaya dan industri minyak nilam. Kemitraan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan merupakan landasan utama bagi pengembangan komoditi ini.